London (ANTARA News) - Perdana Menteri Inggris David Cameron memastikan bahwa salah satu warga negaranya, Alan Henning, telah dibunuh oleh kelompok gerilyawan di Irak dan Suriah atau juga dikenal dengan ISIS pada Jum'at.
"Pembunuhan kejam terhadap Alan Henning oleh kelompok ISIS menunjukkan bagaimana bar-barnya peran teroris itu," kata Cameron dalam sebuah pernyataan tertulis.
"Kami akan melakukan segala hal untuk memburu para pelaku dan mengadili mereka," kata dia.
Sebelumnya pada hari yang sama, gerilyawan mengaku ISIS telah bertanggung jawab atas pembunuhan seorang pekerja Badan Kemanusiaan Alan Henning.
Dalam video pembunuhan Henning seorang anggota gerilyawan juga menunjukkan seorang tawanan yang diidentifikasi sebagai Peter Kassig asal Amerika Serikat.
Video yang ditemukan oleh organisasi pengamat terorisme SITE itu dimulai dengan berita tentang pengesahan dari Parlemen Inggris untuk serangan udara dengan target kelompok garis keras di Irak.
Adegan selanjutnya menunjukkan Henning yang berlutut dengan latar belakang Padang Pasir. Dia mengenakan baju berwarna jingga seperti layaknya seorang tahanan sementara di belakangnya berdiri seorang bercadar bersenjata pisau.
Dengan menatap kamera, Henning mengatakan bahwa sebagai seorang warga Negara Inggris, dia harus membayar harga dari pilihan parlemen yang mengesahkan serangan udara.
Kemudian orang bercadar di belakang Henning--yang mempunyai aksen sama dengan pembunuh dalam video kematian David Haines--mulai berbicara ditujukkan kepada Cameron.
"Darah David Haines merupakan tanggung jawab anda, Cameron," kata dia.
Setelah pemenggalan, adegan beralih ke ganbar lain dimana seorang teroris mengenalkan Kassig, pria 24 tahun dari Amerika Serikat yang juga bekerja di badan Kemanusiaan.
"Obama, anda memulai pengeboman terhadap Suriah yang membunuh warga kami," Kata dia.
Video itu kemudian berakhir tanpa ada tanda-tanda kematian dari Kassig.
Korban keganasan ISIS telah diancam dengan cara serupa sebelum muncul dua pekan kemudian melalui video kekejaman, demikian AFP.
(G005)
Editor: Ruslan Burhani
0 komentar:
Post a Comment